Aplikasi Model Teori Keperawatan Goal Attainment King Pada Tn. F. H Dengan TB Paru Di Ruang Mawar Rumah Sakit Bhayangkara Drs. Titus Uly Kupang

Johnlis Marthien Fay, PO. 5303211201244 (2021) Aplikasi Model Teori Keperawatan Goal Attainment King Pada Tn. F. H Dengan TB Paru Di Ruang Mawar Rumah Sakit Bhayangkara Drs. Titus Uly Kupang. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Kupang.

Text JOHNLIS M. FAY, S.Kep., Ns..pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang: TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan. Tuberculosis (TB) juga merupakan penyakit menular penyebab utama kesehatan yang buruk dan masuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi di dunia berdasarkan laporan WHO, hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals) Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena kepatuhan pasien dalam pengobatan yang rendah sehingga sulit mencapai tujuan dalam kesembuhan (Viney dalam Heri Setiawan, 2021). Kepatuhan minum obat merupakan salah satu indikator penting dalam pencapaian tujuan pengobatan penyakit TB paru. Kepatuhan rata-rata pasien TB paru pada pengobatan jangka panjang sangat bervariasi. Di negara maju persentase kepatuhan pasien minum obat adalah sebesar 50% sedangkan untuk negara berkembang persentase hanya sekitar 24% (WHO, 2003 dalam Hevvi Milya,2017). Metode Studi Kasus: untuk menerapkan aplikasi model keperawatan dari teori model Imogene King dan penerapannya pada asuhan keperawatan pada Tn. F. H dengan TB Paru di RSB Titus Uly Kupang meliputi proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Hasil Studi Kasus: didapatkan bahwa teori Imogene King dapat diaplikasikan pada pasien dengan TB dengan diagnosa Keperawatan yang disusun setelah dilakukan pengkajian sebagai hasil dari proses hubungan antara perawat-pasien. Dari kasus di atas didapatkan diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas, serta defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. Kesimpulan: Diharapkan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan kumpulan materi tentang perilaku Penderita TB Paru terhadap pencapaian tujuan dalam hal kepatuhan minum obat sehingga tingkat kesembuhannya terus membaik dan dapat mencegah resiko penularan penyakit TB Paru kepada anggota keluarga lainnya, serta dapat dijadikan objek penelitian lainnya dari aspek dan sudut pandang yang berbeda.

Actions (login required)

View Item