Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu

Mirong, Ignasensia D. and Mamoh, Kamilus and Kristin, Diyan Maria (2022) Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu. Jurnal of Ners Community, 13 (5). pp. 484-488. ISSN 2541-2957

[img] Text
Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu.pdf

Download (231kB)
Official URL: http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article...

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berumur di bawah 5 (lima) tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berumur 23 bulan. Stunting dan kekurangan gizi lainnya pada 1.000 HPK di samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Jika stunting tidak mulai diselesaikan dari sekarang tentu akan memengaruhi kualitas SDM di masa yang akan datang. Sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024, salah satu fokusnya adalah kesehatan ibu dan anak yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Dalam buku Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018- 2024 disebutkan bahwa pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi sejak masa remaja, masa kehamilan, ASI eksklusif, dan keragaman makanan. Kader posyandu mempunyai peran yang penting karena merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran posyandu serta frekuensi tatap muka kader lebih sering daripada petugas kesehatan lainnya. Data stunting Puskesmas Tarus pada Januari-Agustus 2019 di 7 desa, Kecamatan Kupang Tengah tertinggi adalah Desa Noelbaki sebanyak 78 orang, menyusul Desa Oelpuah 55 orang, Desa Penfui Timur 40 orang, Desa Oelnasi 41 orang, Desa Tanah Merah 34 orang, Desa Oebelo 10 orang, Desa Mata Air 4 orang, dan Kelurahan Tarus 2 orang. Sedangkan data Pustu Penfui Timur tahun 2020, stunting sebanyak 50 orang dari 507 bayi balita (9,9%). Terbatasnya tenaga kesehatan, kurang lengkapnya sarana prasarana, sehingga kesehatan dan perkembangan status gizi bayi balita kurang terpantau dengan baik oleh kader posyandu. Sehingga dilakukan pengabmas yang akan fokus pada 3 sub-kegiatan yaitu refresing kader posyandu tentang promosi dan konseling tentang pemberian makanan pendamping bagi balita. Terjadi peningkatan keterampilan kader dalam memberikan promosi dan konseling tentang upaya pencegahan stunting di Desa Penfui Timur.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Stunting, balita, pemberdayaan, kader
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Jurusan Kebidanan
Jurusan Kebidanan
Jurusan Kebidanan
Depositing User: Mrs Ina Mirong
Date Deposited: 25 Mar 2023 01:06
Last Modified: 25 Mar 2023 01:06
URI: http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/4042

Actions (login required)

View Item View Item