Pengaruh Pendampingan Kader Malaria Terhadap Dimensi Perilaku Penderita Malaria Dan Anggota Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Waipukang Kabupaten Lembata Provinsi Ntt Tahun 2019

R.Harming Kristina, 4027106301 and Ragu Theodolfi, 4024067201 (2019) Pengaruh Pendampingan Kader Malaria Terhadap Dimensi Perilaku Penderita Malaria Dan Anggota Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Waipukang Kabupaten Lembata Provinsi Ntt Tahun 2019. Kupang, Poltekkes Kemenkes Kupang.

[img] Text
2019_Laporan Penelitian Tahun Ibu RH Kristina.pdf

Download (1MB)

Abstract

Kabupaten Lembata merupakan salah satu kabupaten dalam kategori High Incidence Area malaria di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase Annual Parasite Incidence (API) mencapai 4,3o /oo pada tahun 2018. Untuk mengatasi penyebab malaria di Kabupaten Lembata, telah dilakukan berbagai upaya pencegahan dan studi terkait dengan pendekatan secara holistik, salah satunya penelitian Kristina pada tahun 2017 – 2018 adalah pemberdayaan kader dengan pendekatan model Eco Support Treatment Model (EST). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah kasus malaria positif pasca pendampingan EST oleh kader malaria di wilayah Puskesmas Waipukang – Kabupaten Lembata tahun 2018 - 2019. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil Penelitian: Jumlah kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Waipukang dari bulan Januari – Desember 2018 sebanyak 43 kasus, sedangkan pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus malaria. Ada pengaruh dampak pendampingan kader dengan pendekatan model EST dengan penurunan jumlah kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Waipukang, hal ini ditunjukkan dengan jumlah kasus yang menurun di bulan Januari – Desember 2018, kemudian pada tahun 2019 tidak ditemukan satu kasus malaria pun di wilayah pendampingan tersebut. Jenis Plasmodium malaria yang ditemukan di wilayah penelitian adalah Plasmodium vivax (74%) dan Plasmodium falciparum (26%), golongan umur yang paling banyak menderita malaria adalah umur 5 – 9 tahun (30%) dan jenis kelamin penderita malaria yang terbanyak adalah laki – laki (53%). Lokasi dengan kasus malaria tertinggi adalah desa Laranwutun (14 kasus), Amakaka (6 kasus) dan Kolontobo (6 kasus), sedangkan yang paling rendah adalah desa Dulitukan dan Tagawiti (1 kasus). Kesimpulan: Ada penurunan jumlah kasus malaria pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Waipukang, hal ini dipengaruhi karena adanya perubahan perilaku masyarakat setelah pendampingan kader malaria dengan pendekatan model EST. Saran : Pemerintah dapat mengadopsi model Pendampingan EST yang telah dikembangkan untuk pendampingan malaria di wilayah endemis malaria.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: malaria, perilaku penderita
Subjects: R Medicine > RB Pathology
Divisions: Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Depositing User: Mrs. Lona Lona
Date Deposited: 09 May 2023 03:08
Last Modified: 09 May 2023 03:13
URI: http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/4172

Actions (login required)

View Item View Item