Vellen Febriani Marcus, PO5303333220160 (2025) Gambaran Epitel Mukosa Mulut pada Pemakan Sirih dengan Kebiasaan Merokok. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Kupang.
![]() |
Text
COVER_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (586kB) |
![]() |
Text
BAB I_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (185kB) |
![]() |
Text
BAB II_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (346kB) |
![]() |
Text
BAB III_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (219kB) |
![]() |
Text
BAB IV_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (281kB) |
![]() |
Text
BAB V_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (127kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA1__VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (184kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN_VELLEN FEBRIANI MARCUS.pdf Download (1MB) |
Abstract
Menyirih adalah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan membangun suasana kekeluargaan bagi tamu yang datang. Menyirih menjadi kebiasaan sehari-hari pada masyarakat khususnya di beberapa daerah di Provinsi NTT selain kebiasaan merokok. Kebiasaan menyirih dapat memiliki efek yang merugikan karena penggunaan dari campuran biji pinang, buah sirih atau daun sirih, dan kapur sirih menyebabkan suasana basa dalam rongga mulut sehingga terjadi penumpukan kalkulus, dan pengunyahan yang berlangsung lama akan mengiritasi gusi. Pada perokok aktif, paparan dari tembakau mengakibatkan ketidakseimbangan antara enzim antioksidan dalam memetabolisme dan mendetoksifikasi zat karsinogen dalam tembakau sehingga menyebabkan perubahan morfologi sel epitel mukosa rongga mulut yang dapat berkembang menjadi lesi dan sel kanker. Pada orang dengan kebiasaan menyirih dan juga sebagai perokok aktif berpotensi memiliki risiko yang lebih besar pada perubahan morfologi sel epitel mukosa mulut hingga pertumbuhan sel kanker. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran epitel mukosa mulut pada orang pemakan sirih dengan kebiasaan merokok. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 20 pemakan sirih pinang dengan kebiasaan merokok di Desa Oesao Kabupaten Kupang dengan rentang usia 30-50 tahun. Data diperoleh melalui kuesioner dan pengambilan sampel sel epitel mukosa mulut dengan metode scrapping selanjutnya sediaan diwarnai dengan pewarnaan Papanicolaou. Hasil yang diamati adalah adanya perubahan atau kerusakan sel epitel (pada inti dan sitoplasma. Hasil penelitian menunjukkan 70% responden memiliki kebiasaan menyirih 2-3 kali sehari dengan lama menyirih 5-10 tahun sebanyak 85%. Sebanyak 85% responden merupakan perokok ringan dengan lama merokok 5-10 tahun sebanyak 60%. Hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan 15% responden memiliki gambara sel cukup normal dengan inti membesar dan membran sel menebal serta 5% responden memiliki gambaran sel yang tidak normal. Meskipun 20% responden yang memiliki gambaran sel epitel yang kurang baik tetapi tetap perlu dikendalikan kebiasaan menyirih dan merokok ini untuk mencegah dampak buruk pada kesehatan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Epitel mukosa mulut, Pemakan sirih, Kebiasaan merokok |
Subjects: | R Medicine > RB Pathology |
Divisions: | Teknologi Laboratorium Medik Teknologi Laboratorium Medik Teknologi Laboratorium Medik |
Depositing User: | Mrs Vellen Marcus |
Date Deposited: | 03 Sep 2025 07:56 |
Last Modified: | 03 Sep 2025 07:56 |
URI: | http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/7844 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |