Belo, Berta Dewi Sartika (2019) Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. S.N Dengan Stemi Inferior Di Ruangan Iccu Rsud Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Kupang.
Text
Karya Tulis Ilmiah.pdf Restricted to Repository staff only Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: ST-Elevasi Miokard infark (STEMI) merupakan indikator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner yang memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya. (Wilar, Panda, & Rampengan, 2019). STEMI adalah jenis serangan jantung yang paling serius, dimana ada gangguan pada suplai darah akibat penyumbatan total arteri koroner, yang dapat menyebabkan meluasnya kerusakan pada area jantung sehingga jantung sulit menyuplai darah. STEMI merupakan kasus kegawatdaruratan yang cukup sering terjadi dan saat ini telah menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia. Menurut World Health Organization pada tahun 2015, penyakit jantung iskemik masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia yakni sebesar 13,2% atau diperkirakan 105 kematian per 100.000 populasi. Menurut data Global Registry of Acute Coronary Events (GRACE), sekitar 38% dari kasus Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah STEMI. European STEMI Registry di Sweden melaporkan bahwa pada tahun 2015, tingkat kejadian STEMI adalah 58 per 100,000 per tahun. Sedangkan di negara-negara Eropa lainnya, tingkat kejadian STEMI berkisar dari 43 sampai 144 per 100,000 per tahun. Di Indonesia, penelitian oleh Jakarta Acute Coronary Syndrome (JAC) Registry periode Oktober 2014 sampai Juli 2015 melaporkan dari 3015 kasus SKA, 1024 diantaranya adalah kasus STEMI. (Wilar, Panda, & Rampengan, 2019). Menurut RISKESDAS 2018 prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter pada semua umur di provinsi NTT adalah sebesar 0,7% atau sekitar 20.599 penduduk. Angka kejadian STEMI Inferior di ruang ICCU Rumah Sakit Umum W. Z. Johannes Kupang periode Januari-April 2019 berjumlah 24 kasus dengan angka kematian 4 pasien dan presentasi keberhasilan sebesar 83%. Besarnya angka STEMI di NTT dapat terjadi karena presentasi hipertensi yang tinggi yakni sebesar 27,72% (RISKESDAS. Tujuan: Menerapkan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien Ny. S.N. dengan Stemi Inferior penggunakan pendekatan proses keperawatan yang tepat. Metode Penelitian: Penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. S.N Dengan Stemi Inferior Di Ruangan ICCU RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang” dilakukan dengan menggunakan metode studi penelan kasus yang terdiri dari unit tunggal. Hasil Penelitian: Asuhan keperawatan ini dilakukan di ruang ICCU RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang kepada Ny. S. N. yang masuk rumah sakit pada tanggal 23 Mei 2019 jam 16.36 WITA melalui IGD dengan keluhan nyeri dada, tekanan darah saat masuk IGD 150/100 mmHg, dengan diagnosa Stemi Inferior, saat dikaji pasien dalam keadaan tidak mampu berespon terhadap lingkungan sekitar. Kesimpulan: Hasil pengkajian pada pasien Ny. S.N didapatkan data Nyeri dada sebelah kiri menjalar sampai ke tangan kiri dan punggung belakang. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (STEMI Inferior) dan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan. Intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosa Intoleransi aktivitas yakni NOC: Status Jantung paru dan Pergerakan, dengan NIC: Pergerakan sendi. Evaluasi diagnosa masalah belum teratasi namun intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Asuhan Keperewatan, Gawat Darurat, STEMI Inferior, Kardiovaskuler |
Subjects: | R Medicine > RB Pathology |
Divisions: | Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan |
Depositing User: | Ms Berta Dewi Sartika Belo |
Date Deposited: | 05 Jul 2019 06:09 |
Last Modified: | 28 Nov 2019 01:17 |
URI: | http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/798 |
Actions (login required)
View Item |