hendrina Mahi ratu, PO5303241210196 (2024) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Posyandu Permata Bunda Di Kelurahan Oepura Kota Kupang. Diploma thesis, Poltekes Kemenkes Kupang.
![]() |
Text
Cover-Daftar Isi Hendrina Mahi Ratu.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB I hendrina Mahi Ratu.pdf Download (380kB) |
![]() |
Text
BAB ll Hendrina Mahi Ratu.pdf Download (819kB) |
![]() |
Text
BAB lll Hendrina Mahi Ratu.pdf Download (524kB) |
![]() |
Text
BAB IV Hendrina Mahi ratu.pdf Download (477kB) |
![]() |
Text
BAB V Hendrina Mahi Ratu.pdf Download (196kB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka Hendrina Mahi Ratu.pdf Download (459kB) |
![]() |
Text
Lampiran Hendrina Mahi Ratu - Copy.pdf Download (2MB) |
Abstract
Latar Belakang : Stunting merupakan masalah global yang perlu mendapat perhatian di seluruh dunia, sehingga menjadi fokus utama tujuan peningkatan pangan dunia hingga tahun 2025 (Asri, 2022). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada tahun 2021 bahwa prevalensi kelambatan pertumbuhan secara global telah mencapai 22% pada tahun 2020, atau 149,2 juta kasus per tahun. 42,6% anak di provinsi NTT di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka 24,4%. Status tahun 2021: Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki prevalensi stunting tertinggi, yaitu 37,8%, menurut Studi Gizi Masyarakat (SSGI). Tidak ada wilayah NTT yang ditetapkan sebagai zona hijau dalam laporan ini. Di Kelurahan Oepura Kota Kupang, data awal bulan Agustus menunjukkan balita stunting sebanyak 36,06%, wasting sebanyak 21,3%, dan berat badan kurang sebanyak 54,1%.Tujuan Penelitian : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-24 Bulan di Posyandu Permata Bunda Kelurahan Oepura Kota Kupang.Metode Penelitian : Sebanyak 41 orang (91,1%) memiliki berat badan lahir normal, sedangkan sebanyak 4 orang (8,9%) memiliki berat badan lahir rendah, sebanyak 31 responden (68,9%), pendidikan Ayah yang tinggi sebanyak 13,9%, dan pendidikan rendah sebanyak 1,1%, Pendidikan Ibu sebanyak 30 responden (66,6%) berbanding 15 responden (33,3%), asupan energi cukup untuk 29 orang atau (64,4%) dari jumlah penduduk di wilayah tersebut. Terlacak bahwa sebanyak 13 balita (28,9%) tidak mengonsumsi asupan protein dengan cukup, konsumsi asupan lemak rata-rata mengonsumsi 28 kalori (62,2%), dan mengonsumsi karbohidrat cukup (73,3 persen) dan cukup (20,0%).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara prevalensi stunting dengan berat badan lahir yang ditunjukkan dengan nilai p value 0,851 (>0,05). Nilai p value 0,934 (>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara kejadian stunting dengan pendidikan ayah dan nilai p value 0,651 (>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara kejadian stunting dengan pendidikan ibu, dan tidak terdapat hubungan antara asupan energi, lemak, dan karbohidrat dengan kejadian stunting dengan nilai p value (>0,05), namun terdapat hubungan dengan asupan protein dengan nilai p value 0,000 (>0,05).Saran : Dengan meningkatkan kualitas makanan balita dan memperhatikan keseimbangan asupan gizi, sebaiknya orang tua lebih memperhatikan status gizi anaknya.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kejadian Stunting, Asupan gizi, Berat Badan Lahir rendah, dan Pendidikan orang tua. |
Subjects: | R Medicine > RB Pathology R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services |
Divisions: | Jurusan Gizi Jurusan Gizi |
Depositing User: | hendrina mahi ratu |
Date Deposited: | 09 May 2025 07:50 |
Last Modified: | 09 May 2025 07:52 |
URI: | http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/5427 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |