PEMBUATAN STIK BAWANG DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH (VIGRA ANGULARIS) DAN TEPUNG DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI MAKANAN SELINGAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELITUS

Naomi Yunita Nitti, Clara (2024) PEMBUATAN STIK BAWANG DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH (VIGRA ANGULARIS) DAN TEPUNG DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI MAKANAN SELINGAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELITUS. Diploma thesis, GIZI.

[img] Text
COVER.pdf

Download (627kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (147kB)
[img] Text
BAB 2.pdf

Download (381kB)
[img] Text
BAB 3.pdf

Download (151kB)
[img] Text
BAB 4.pdf

Download (409kB)
[img] Text
BAB 5.pdf

Download (31kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (314kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK “Pembuatan Stik Bawang Denga Substitusi Tepung Kacang Merah (Vigna Angularis) dan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Makanan Selingan Dalam Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus” (Dibimbing oleh Thobianus Hasan, S.Si.,MPH) CLARA NAOMI YUNITA NITTI Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang paling umum dan merupakan penyakit endokrin pertama. Dominasi diabetes di Indonesia menduduki peringkat kelima terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan Meksiko. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia akan mencapai 19,5 juta pada tahun 2021 dan 21,3 juta pada tahun 2030. Oleh karena itu, penyesuaian resep melalui pilihan makanan terdekat dengan menambahkan tepung merupakan hal yang mendasar. Kacang merah dan tepung daun kelor mengandung serat dan zinc yang tinggi pada potongan bawang bombay yang dapat mencegah penyakit diabetes melitus (DM). Tujuan:Untuk mengetahui daya terima organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) dan nilai gizi stik bawang dengan substitusi tepung kacang merah dan tepung daun kelor. Metode:Menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan, yaitu perlakuan pertama P0 sebagai kontrol (tanpa substitusi), berikutnya yaitu perlakuan P1,P2 dan P3 secara berturut-turut yaitu tepung kacang merah (30%, 25% dan 20%) dan tepung daun kelor (15%, 10% dan 5%). Analisis statistik dilakukan dengan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Withney untuk data yang berbeda signifikan, sedangkan nilai gizi diuji menggunakan TKPI 2017. Hasil:Hasil organoleptik menunjukkan stik bawang dengan substitusi tepung kacang merah dan tepung daun kelor berpengaruh nyata pada warna, aroma, rasa, dan tekstur stik bawang dengan nilai p<0,05. Dari segi warna, stik bawang yang paling disukai oleh panelis adalah P3. Dari segi aroma, stik bawang yang pali disukai oleh panelis adalah P3. Dari segi tekstur, stik bawang yang paling disukai oleh panelis adalah P3. Dari segi rasa, stik bawang yang paling disukai oleh panelis adalah P3. Dan dari hasil uji nilai gizi menunjukkan stik bawang yang paling direkomendasikan adalah P3 karena formula tersebut paling disukai oleh panelis, dengan kandungan gizi energi 998,3 kkal, protein 42,5 gram, lemak 8,4 gram, karbohidrat 186,6, zink 3,9 mg, serat 16,6 gram. Kesimpulan: Hasil uji organoleptik dan nilai gizi menunjukkan produk yang paling direkomendasikan adalah produk dari formula P3 dengan perbandingan tepung kacang merah 20% dan tepung daun kelor 5%. Saran: Bagi penulis selanjutnya, perlu melakukan penimbangan berat bersih dari setiap pangan lokal sebelum dibuat menjadi tepung. Bagi masyarakat, kacang merah dan daun kelor mudah didapati sehingga masyarakat bisa dimanfaatkan sebagai produk olahan pangan lokal. Kata kunci: Diabetes Melitus (DM), Tepung Kacang Merah, Tepung Daun Kelor, Stik Bawang

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Diabetes Melitus (DM), Tepung Kacang Merah, Tepung Daun Kelor, Stik Bawang
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan Gizi
Jurusan Gizi
Depositing User: clara nitti
Date Deposited: 11 Sep 2024 09:27
Last Modified: 11 Sep 2024 09:27
URI: http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/5380

Actions (login required)

View Item View Item