Profil Pengobatan Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Penyerta di Rumah Sakit Tk. III Wira Sakti Kupang Periode Januari-Maret 2025

Syntia Marlien Dano, PO5303332221496 (2025) Profil Pengobatan Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Penyerta di Rumah Sakit Tk. III Wira Sakti Kupang Periode Januari-Maret 2025. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes kupang.

	Text Cover.pdf Download (545kB)
	Text Abstrak.pdf Download (260kB)
	Text Bab 1.pdf Download (257kB)
	Text Bab 2.pdf Download (286kB)
	Text Bab 3.pdf Download (286kB)
	Text Bab 4.pdf Download (286kB)
	Text Bab 5.pdf Download (162kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (246kB)
	Text Lampiran.pdf Download (860kB)

Abstract

Latar belakang : Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis dengan prevalensi tinggi pada populasi lanjut usia (geriatri) dan sering disertai dengan penyakit penyerta. Penanganan pasien geriatri memerlukan perhatian khusus karena perubahan fisiologis, risiko penggunaan obat berlebihan (polifarmasi) dan peningkatan kerentanan terhadap efek samping obat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 dan penyakit penyerta di Rumah Sakit Tk. III Wira Sakti Kupang Periode Januari–Maret 2025. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif dengan data sekunder yang diperoleh dari catatan medis pasien. Variabel yang dianalisis meliputi karakteristik pasien (jenis kelamin dan usia), jumlah obat yang dikonsumsi, jenis komorbiditas, serta jenis obat antidiabetes dan obat untuk komorbiditas. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah perempuan dan berusia antara 60-74 tahun. Sebagian besar pasien memiliki lebih dari satu kondisi komorbid, termasuk hipertensi, dislipidemia, dan penyakit jantung. Terapi antidiabetes yang digunakan meliputi obat oral (metformin, glimepirid, acarbose, gliquidone, sitagliptin) dan insulin, baik sebagai monoterapi maupu dalam kombinasi. Simpulan : Kesimpulannya, pasien geriatri dengan DM tipe 2 umumnya mengalami polifarmasi dan multidiagnosis, sehingga diperlukan pemantauan terapi yang ketat untuk menghindari interaksi obat dan efek samping yang merugikan.

Actions (login required)

View Item