Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kota Kupang

Redemtus Neno Aton, PO5303332221492 (2025) Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kota Kupang. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Kupang.

	Text COVER- REDEMTUS.pdf Download (256kB)
	Text ABSTRAK-redem aton.pdf Download (70kB)
	Text BAB I- redem aton.pdf Download (74kB)
	Text BAB II- REDEMM baru.pdf Download (88kB)
	Text BAB III-Redem aton.pdf Download (154kB)
	Text BAB IV- redem aton.pdf Download (120kB)
	Text BAB V- redem aton.pdf Download (58kB)
	Text DAPUS- REDEM terbaru.pdf Download (84kB)
	Text LAMPIRAN-redem aton.pdf Download (506kB)

Abstract

Pelayanan kefarmasian yang cepat dan tepat merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit, khususnya bagi pasien rawat jalan. Waktu tunggu pelayanan resep menjadi parameter penting dalam menilai efisiensi dan efektivitas instalasi farmasi. Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016 menetapkan waktu tunggu resep non racikan ≤30 menit dan racikan ≤60 menit. Tujuan: untuk menganalisis rata-rata waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Naimata Kota Kupang, serta menilai kesesuaiannya dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Metode Penelitian : Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik observasi langsung pada 14–21 Mei 2025. Sampel terdiri dari 150 resep (98 non racikan, 52 racikan). Hasil : penelitian menunjukkan rata- rata waktu tunggu resep non racikan adalah 28,16 menit, dengan 63,26% memenuhi SPM. Rata-rata waktu tunggu resep racikan adalah 43,53 menit, dengan 92,30% memenuhi SPM. Faktor keterlambatan meliputi tingginya volume resep pada jam sibuk, kompleksitas komposisi obat, keterbatasan tenaga kefarmasian, serta sarana penunjang yang belum optimal. Kesimpulannya, sebagian besar pelayanan resep di Instalasi Farmasi RSJ Naimata telah memenuhi standar, namun masih terdapat resep yang melewati batas waktu yang ditetapkan. Peningkatan jumlah tenaga kefarmasian, optimalisasi alur kerja, dan perbaikan fasilitas diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu serta meningkatkan mutu pelayanan.

Actions (login required)

View Item